Sukra (HUMAS Kab. Indramayu)
Warniti, S.Pd, M.Pfis., guru MAN 3 Indramayu terus mengembangkan pembelajaran yang inspirasif melalui pembiasaan positif yang ditanamkan kepada peserta didik. Salah satu pembiasaan yang konsisten ia lakukan adalah kegiatan membaca shalawat nariyah di awal pembelajaran. Pembiasaan ini ia gagas sejak tahun 2020.
Guru pengampu mata pelajaran fisika ini mulanya terinspirasi ketika harus mengintegrasikan moderasi beragama ke dalam mata pelajaran. Ia berpikir untuk menghubungkan pelajaran umum dengan muatan agama. Tujuan utamanya untuk memperkuat keimanan mereka dengan melakukan pembiasaan. Awalnya ia terpikir pembacaan Asmaul Husna. Akan tetapi, sudah menjadi pembiasaan di madrasah saat pagi setelah doa bersama. Maka muncullah di benaknya dengan pembacaan shalawat, maka dipilihlah sholawat nariyah.
Shalawat nariyah atau disebut juga shalawat tafrijiyah, yang dimana makna dari tafrijiyah ini jalan keluar dari permasalahan. Disebut juga shalawat kamilah, yang dimana makna dari kamiilah adalah sempurna, lengkap, dan tidak ada celah.
Beberapa hadits menjelaskan bahwa siapa saja yang membaca shalawat nariyah 11 kali setelah shalat fardhu, dan menjadikan shalawat nariyah sebagai wiridnya maka rezekinya tidak akan putus.
Guru yang sudah mengajar selama 20 tahun ini mengungkapkan sebelum direalisasikan di madrasah, ia praktikkan di rumah. “Jauh hari sebelum diterapkan di madrasah. Sholawat ini saya amalkan selepas sholat. Dengan bersholawat nariyah sebanyak 11 insya Allah memperlancar rezeki. Kira kira begitu.” Ungkapnya
Ia juga menjelaskan bahwa rezeki itu tidak hanya berupa materi saja. Rezeki dalam arti luas bisa berupa sehat dan dimudahkan dalam segala urusan. Begitu juga dalam belajar ia berharap dengan diawali pembacaan shalawat nariyah Allah memberikan kemudahan dan kelancaran. Allah memberikan keberkahan setiap materi yang disampaikan. Dengan membaca shalawat nariyah mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.

Guru yang juga aktif di media sosial ini, senantiasa istiqomah melakukan pembiasaan positif membaca shalawat nariyah di awal pembelajaran. Ia menceritakan tidak sengaja menemukan guru yang melakukan hal yang sama di media sosial. Di salah satu akun guru itu memaparkan dengan membaca shalawat nariyah sebelum belajar dapat membantu memperjelas pikiran dan ketenangan hati sehingga memudahkan dalam belajar. “Nah dari situ membuat saya semakin semangat untuk terus melakukan pembiasaan bershalawat nariyah tersebut. Bahkan akhirnya saya berpikir tidak hanya saat belajar fisika saja. Kalau begitu setiap hendak belajar harusnya bershalawat terlebih dahulu.” Imbuhnya
“Alhamdulillah sampai saat ini sudah menjadi kebiasaan saat belajar fisika setelah absensi dilanjutkan bershalawat nariyah dengan penuh semangat. Akhir-akhir ini saya juga sering mengingatkan tidak hanya saat dalam belajar fisika saja bersholawat nariyah ini. Tentunya bisa dibacakan untuk semua pelajaran. Harapannya dengan bershalawat agar selalu dimudahkan dalam menimba ilmu.
Pembiasaan positif yang diinisiasi Warniti, S.Pd, M.Pfis., ini mengispirasi salah satu guru MAN 3 Indramayu. Sebut saja guru pengampu mata pelajaran fiqih, H. Maulana Hasanudin, S.Ag sudah mulai mengimplemantasikannya di kelas. Sungguh menginspirasi guru fisika yang satu ini.
Kepala Madrasah, H. Rijadhush Sholihin, S. Ag sangat mengapresiasi atas inovasi pembiasaan positif ini. “Harapan saya mudah-mudahan pembiasaan ini menular kepada guru-guru yang lain. Semoga dengan pembiasaan pembacaan shalawat nariyah ini Allah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam mewujudkan madrasah berkualitas.”
(Sigit/Siti Rokhmah)